Krisis penutupan TPA Suwung di Bali bukan sekadar soal penumpukan sampah — tapi panggilan penting untuk berbenah. Di kota seperti Denpasar, masyarakat sudah menjalankan tanggung jawabnya melalui iuran ke swakelola. Kini, saatnya pemerintah melangkah lebih jauh: membangun ekosistem pengelolaan sampah yang kolaboratif, digital, dan berkelanjutan.
Di sinilah SpeedWaste, fitur dari platform smartcity SpeedID, hadir sebagai bagian dari solusi nyata dalam mewujudkan Smart Environment dan Smart City.
♻️ 1. Saatnya Berpindah dari Krisis ke Sistem
Kebijakan larangan pembuangan sampah organik ke TPA hanya akan berhasil jika didukung dengan infrastruktur dan sistem tata kelola yang cerdas. Warga dan swakelola tidak bisa dibiarkan bekerja sendiri tanpa arahan dan data.
Maka, pemerintah harus memastikan bahwa setiap kelurahan memiliki TPS/3R aktif, sebagai titik sentral pengelolaan sampah dari sumber. Disamping juga gagasan Teba Modern bisa saling mendukung sebagai bentuk solusi berdasarkan kearifan lokal Bali.
📲 2. SpeedWaste: Digitalisasi Pengelolaan Sampah dari Hulu ke Hilir
SpeedWaste adalah sistem pengelolaan sampah berbasis aplikasi yang terintegrasi dengan fitur-fitur berikut (bisa dibayangkan seperti GoSend tapi untuk manajemen sampah):
🔹 a. Pemetaan Digital Pelanggan & Sumber Sampah
- Setiap rumah, toko, kantor, hotel, kos, dan lainnya terdata secara digital (memiliki QRCode tertempel di lokasi).
- Sistem mencatat volume dan jenis sampah yang dihasilkan secara periodik.
🔹 b. Sistem Penjadwalan & Notifikasi
- Jadwal penjemputan sampah diatur dan diinformasikan ke pelanggan secara otomatis.
- Tidak ada lagi kebingungan atau tumpukan karena ketidaktahuan.
🔹 c. Paid Ticket / Restribusi Digital
- Pembayaran dilakukan lewat aplikasi (QRIS, transfer, e-wallet).
- Petugas atau swakelola tidak perlu lagi cetak kuitansi atau rekap manual.
🔹 d. Dashboard DLHK & Pemerintah Kota
- Pemerintah daerah bisa melihat data real-time: siapa sudah bayar, berapa volume sampah, efektivitas armada, hingga zona rawan tumpukan.
- Dasar untuk pengambilan keputusan berbasis data.
🔹 e. Integrasi dengan TPS/3R
- Data dari SpeedWaste membantu pengelola TPS/3R mengetahui volume sampah harian dan bisa mengatur pengolahan lebih efisien (kompos, maggot, daur ulang).
- Pengawasan lebih mudah karena semua terdata digital.
💡 3. Peluang Besar untuk Pemerintah Kota dan Swasta
Dengan sistem seperti ini:
✅ Kinerja DLHK meningkat tanpa harus menambah banyak SDM
✅ Swakelola lebih profesional, transparan, dan bisa berkembang menjadi unit bisnis sosial
✅ Masyarakat lebih patuh karena sistemnya jelas, akurat, dan tidak merepotkan
✅ Pemerintah bisa merancang kebijakan berbasis data – bukan lagi berdasarkan perkiraan
✅ PAD bisa ditingkatkan, baik dari retribusi sampah maupun pengolahan sampah bernilai ekonomi
🏗️ 4. Peran Pemerintah: Infrastruktur + Sistem
Solusi tidak bisa sepenuhnya dibebankan ke masyarakat. Perlu kombinasi cerdas:
🔸 Pemerintah membangun TPS/3R aktif di tiap kelurahan
🔸 SpeedWaste hadir sebagai sistem tata kelola digital yang menghubungkan warga, swakelola, dan pemerintah (DLH)
🔸 Edukasi dan pendampingan dilakukan secara konsisten
🌱 5. Penutup: Jadikan Sampah sebagai Peluang, Bukan Masalah
Sampah adalah residu kegiatan ekonomi/konsumsi, dan adalah masalah kalau dibiarkan. Tapi dengan sistem dan kemauan, sampah bisa menjadi sumber pendapatan, peluang kerja, dan bagian dari peradaban kota yang sehat dan cerdas.
SpeedWaste dari SpeedID bukan sekadar platform digital, tapi jembatan menuju masa depan pengelolaan sampah yang transparan, efisien, dan partisipatif.
💬 Kota yang bersih bukan karena petugas kebersihannya rajin, tapi karena semua warganya terlibat — dan teknologinya memudahkan.
📌 Informasi lebih lanjut, hubungi WA : 0821 4663 3466
